Ayam berkokok tanda hari sudah pagi. Tiara membuka mata sebentar lalu terlelap lagi. Pintu kamar dibuka oleh ayahnya.

"Nak, bangun ... bangun...!" suaranya pelan sambil membuka jendela kamar.

Tiara masih terlelap lalu Pak Kendar menghampiri putrinya dan menggerakkan tubuhnya.

"Ayo ... Rara ... sholat subuh dulu," ujar Pak Kendar. Rara kaget dan melihat jam dinding.

"Masih pagi, Yah ...!" ucap Tiara.

"Iya, tapi kamu harus sholat dulu," tegas Pak Kendar.

Jam memang menunjukkan pukul 05.00. Tiara bangun dengan wajah lesu. Ia segera ke kamar mandi.

"Wah, hebat anak ibu sudah bangun," kata Bu Ina ketika berpapasan dengan putrinya.

Tiara cemberut memandang ibunya. Namun Tiara segera bergegas karena takut waktu subuh habis.

Setelah sholat , wajah Tiara tersenyum kembali. "Alhamdulillah," doa Bu Ina.

Bu Ina sudah menyiapkan dagangan di meja depan rumah. Ia berjualan nasi kuning dan gorengan. Pak Kendar, seorang Guru di SD Jati. Tiara sendiri masih kelas 5. Tiap hari sebelum mereka berangkat selalu membantu Bu Ina. Pak Kendar membantu menggoreng sedangkan Tiara mengantar gorengan ke tempat jualan. Semua kompak dalam berjualan. Saling bahu membahu demi jualan Bu Ina habis terjual. Tiara tidak malu jika ada temannya yang beli di warung ibunya.

"Rara, tidak malu kalau Ibu jualan?" tanya Bu Ina.

"Tidak, Bu," jawab Tiara.

"Justru Rara malu kalau tidak membantu Ibu, bermain gampang kan masih ada waktu kalau jualan ibu sudah habis," tegas Tiara sambil duduk manja.

"Cakep! Nah, begitu ... itu baru anak ayah dan ibu," kata Pak Kendar dari belakang kursi yang diduduki Tiara.

Mereka tersenyum bahagia. Pak Kendar pun merasa bersyukur karena memiliki anak yang sholeha seperti Tiara.

# Tegal, 060720

# Tantangan Gurusiana

# Tantangan 60 hari